• Latest News

    Minggu, 26 November 2017

    9 TAHUN TANGSEL (SMART CITY)



    9 (Sembilan) tahun sudah kota ini berdiri dengan berbagai macam dinamika di dalamnya, kota di ujung provinsi banten ini menjadi rumah bagi para masyarakat yang sangat beragam, melaju dan seolah berlari mengejar, tidak ingin tertinggal dengan daerah di sekitarnya. Segudang persoalan menjadikannya tumbuh menemukan warnanya.  Wilayah yang sangat strategis membuat kota ini menjelma menjadi kota besar yang cukup pesat perkembangannya. Dengan di lingkari pengembang besar nampaknya pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tidak susah payah dalam mengelola  karena hanya mengurus setengah kurang dari wilayahnya. Masyarakat  yang multi etnis membuat budaya menjadi menarik dan beragam. heterogen dan modern ciri masyarakat perkotaan. Berbenah dan terus berbenah menjadikan Tangsel sudah sepatutnya layak mendapat berbagai penghargaan. Upaya menjadi smart city pun terus di upayakan melalui program-program berbasis teknologi sehingga mempermudah akses untuk masyarakatnya. 


    Tahun Gemilang
    2017 ini tampaknya menjadi tahun gemilang bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) dan walikota Airin Rachmi Diany, Penghargaan demi penghargaan silih berganti di terima kota ini. Mendapatkan dua penghargaan yaitu sebagai salah satu Kota Terbaik dan sebagai Kota Potensial Kategori Investasi dalam Indonesia's Attractiveness Award (IAA) 2017, Kategori Terbaik Pertama Indeks Kondisi Keuangan Daerah Regional Jawa dari Universitas Gajah Mada (UGM), penghargaan TOP IT & TELCO 2017 setidaknya dua penghargaan dalam ajang ini yaitu melalui kategori Top Leader in IT Leadership dan TOP IT implementation on Digital City, Airin Rachmi Diany menerima penghargaan Kepala Daerah Inovatif (KDI) 2017. Seolah ingin menjelaskan bahwa kota ini layak di sebut paling cepat berkembang di antara kabupaten kota seprovinsi banten lainnya tidak iru saja dalam data Badan Pusat Statistik Nasional tahun 2016 yang di rilis, terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM)  untuk kabupaten/kota seluruh indonesia dari 19 kabupaten/kota menunjukan paling tinggi IPM salah satunya adalah  Kota Tangerang Selatan dengan nilai IPM 80,11 bersanding dengan kota yogyakarta dengan 85,32, Patut di banggakan bahwa  Kota Tangsel Sebagai satu-satunya dari provinsi Banten yang menunjukan kenaikan rerata IPM nya tinggi. Namun masih meninggalkan beberapa pekerjaan rumah yang harus di selesaikan pada tahun 2017 ini.


    Pekerjaan Rumah
    Pada tahun ini Pemkot Tangsel masih menyisakan segudang  pekerjaan rumah yang belum rampung,  kendati walikota yang sekarang sudah menjabat 2 (Dua) periode dengan segudang prestasi nampaknya hal tersebut menjadi distorsi atas keadaan saat ini. Pertama Mangkraknya pembangunan  gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang menelan kurang lebih 164 Miliyar meliputi pembangunan tahap 1,2 dan 3 yang belum kunjung usai menjadi kado terpahit saat ini,  kedua Gedung pusat pemerintahan yang menyedot anggaran Rp 203 miliar sampai saat ini pun belum selesai , Pembangunan terminal pondok cabe yang mendapat bantuan dana hibah Rp 64,8 milliar dari DKI Jakarta belum berfungsi, hanya menyisakan bangunan yang tak teurus, Pembangunan RSUD Tangsel yang tersendat karena tersangkut kasus korupsi yang menyeret beberepa nama penting sehingga menghambat  serta berdampak pada pelayanan kesehatan untuk masyarakat, persoalan muncul mulai dari antrian yang lama hingga menumpuknya pasien melebihi kapasitas akibat belum terselesaikannya semua bangunan gedung, serta persoalan yang seakan lekat dengan kota ini yaitu banjir, saling tuding pihak terkait, mulai dari orientasi pembangunan yang tidak berpihak kepada masyarakat, pengembang yang telah merubah kontur tanah sampai ada yang mengatakan bahwa tangsel sudah menjadi langganan banjir sejak dulu.  Dalam catatan kami pendidikan menjadi penting yang harus selalu di munculkan, masih sering terjadinya pungutan liar (Pungli) di sekolah milik pemerintah baik dari tingkat dasar sampai menengah menjadi persoalan klasik yang terus muncul setiap tahun. Hal semacam ini  mestinya di beri tanda merah untuk segera di lakukan perbaikan sebagai komitmen untuk mencerdaskan masyarakatnya melalui pendidikan yang mudah di akses dan bebas dari pungli. Sinergitas antara legislatif dan eksekutif pun tak luput dari catatan kami pada hari jadi kota tangsel yang ke 9 (Sembilan),  beberapa program legislasi daerah (Prolegda)  tidak dapat di reduksi pada 2017 ini menunjukan koordinasi dari kedua lembaga ini tidak berjalan dengan baik, hal tersebut dapat dikatakan sebagai pengabaian terhadap tata aturan yang seharusnya di realisasikan untuk kepentingan masyarakat dan sebagai nilai minus produktivitas legislatif eksekutif.


    Pelibatan masyarakat
    Sudah saatnya membangun kota ini dengan semangat bersama baik dari pemerintah dan masyarakatnya, konsep smart city yang selalu di gaungkan menjadi landasan pembangunan sudah seharusnya memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat dan bukan hanya berbicara teknologi. Menurut Boyd Cohen Smart Governance atau tata kelola pemerintahan yang cerdas adalah salah satu dari terwujudnya Smart City, di dalamnya menyangkut penyediaan akses baik sarana dan prasarana bagi masyarakat untuk memberikan ide, gagasan, saran, kritik dan keinginannya secara langsung. Seakan tidak ada sekat antara pemerintah dan seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Sehingga permasalahan seperti tersebut diatas dapat di selesaikan. Pelibatan masyarakat dalam percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik memang perlu, peran pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan dan masyarakat selaku pengguna/penerima pelayanan harus terus beriiringan. Sesuai dengan tema hari jadi kota ini “Kerja Bersama”.  Kerja Bersama tidak dapat di capai ketika pemerintah anti kritik sehingga membuat jarak dengan masyarakatnya seolah bagai ruangan kosong tanpa ekpresi, gelap tanpa ventilasi hanya pola hubungan satu arah bukan 2 arah. Pelibatan Mayarakat sudah menjadi isu beberapa tahun belakangan ini dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2017 yang di dalamnya mengatur tentang Penyelenggara Pelayanan Publik  wajib  melakukan FKP (Forum Konsultasi Publik) sebagai bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik,  dimana FKP ini adalah kegiatan dialog, diskusi pertukaran opini secara partisipatif antara penyelenggara layanan publik dengan publik.

    Tangsel 9 Tahun

    Dalam semarak dan meriahnya hari jadi kota Tangsel yang ke 9 (Sembilan) harapan serta doa akan adanya perbaikan pelayanan mulai dari infrastruktur, Kesehatan serta pendidikan menjadi yang utama. Momentum merefleksi diri baik dari pemerintah dan masyarakatnya agar dapat menjalankan apa yang menjadi tujuan di bentuknya kota ini. Semangat anti korupsi harus menjadi panglima dalam membangun sehingga Smart Governance dapat di capai sebagai salah satu ciri smart city. Selamat hari jadi Kota Tangerang Selatan yang ke 9 (Sembilan) semoga dengan bertambahnya usia kota ini menjadikan pemerintah dan masyarakatnya Cerdas, Modern, Religius.

    Jupry Nugroho

    (Mantan Ketua Umum HMI Pamulang 2015/2016)

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: 9 TAHUN TANGSEL (SMART CITY) Rating: 5 Reviewed By: hmikomfaktek.com
    Scroll to Top