9 (Sembilan) tahun sudah kota
ini berdiri dengan berbagai macam dinamika di dalamnya, kota di ujung provinsi
banten ini menjadi rumah bagi para masyarakat yang sangat beragam, melaju dan
seolah berlari mengejar, tidak ingin tertinggal dengan daerah di sekitarnya. Segudang
persoalan menjadikannya tumbuh menemukan warnanya. Wilayah yang sangat strategis membuat kota ini
menjelma menjadi kota besar yang cukup pesat perkembangannya. Dengan di
lingkari pengembang besar nampaknya pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel)
tidak susah payah dalam mengelola karena
hanya mengurus setengah kurang dari wilayahnya. Masyarakat yang multi etnis membuat budaya menjadi
menarik dan beragam. heterogen dan modern ciri masyarakat perkotaan. Berbenah
dan terus berbenah menjadikan Tangsel sudah sepatutnya layak mendapat berbagai
penghargaan. Upaya menjadi smart city
pun terus di upayakan melalui program-program berbasis teknologi sehingga
mempermudah akses untuk masyarakatnya.
Tahun
Gemilang
2017 ini tampaknya menjadi
tahun gemilang bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) dan
walikota Airin Rachmi Diany, Penghargaan demi penghargaan silih berganti di
terima kota ini. Mendapatkan dua penghargaan yaitu sebagai salah satu Kota
Terbaik dan sebagai Kota Potensial Kategori Investasi dalam Indonesia's
Attractiveness Award (IAA) 2017, Kategori Terbaik Pertama Indeks Kondisi
Keuangan Daerah Regional Jawa dari Universitas Gajah Mada (UGM), penghargaan
TOP IT & TELCO 2017 setidaknya dua penghargaan dalam ajang ini yaitu
melalui kategori Top Leader in IT Leadership dan TOP IT implementation on
Digital City, Airin Rachmi Diany menerima penghargaan Kepala Daerah Inovatif
(KDI) 2017. Seolah ingin menjelaskan bahwa kota ini layak di sebut paling cepat
berkembang di antara kabupaten kota seprovinsi banten lainnya tidak iru saja dalam
data Badan Pusat Statistik Nasional tahun 2016 yang di rilis, terkait Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) untuk kabupaten/kota
seluruh indonesia dari 19 kabupaten/kota menunjukan paling tinggi IPM salah
satunya adalah Kota Tangerang Selatan
dengan nilai IPM 80,11 bersanding dengan kota yogyakarta dengan 85,32, Patut di
banggakan bahwa Kota Tangsel Sebagai
satu-satunya dari provinsi Banten yang menunjukan kenaikan rerata IPM nya tinggi.
Namun masih meninggalkan beberapa pekerjaan rumah yang harus di selesaikan pada
tahun 2017 ini.
Pekerjaan
Rumah
Pada tahun ini Pemkot Tangsel
masih menyisakan segudang pekerjaan rumah
yang belum rampung, kendati walikota yang
sekarang sudah menjabat 2 (Dua) periode dengan segudang prestasi nampaknya hal
tersebut menjadi distorsi atas keadaan saat ini. Pertama Mangkraknya
pembangunan gedung Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) yang menelan kurang lebih 164 Miliyar meliputi pembangunan
tahap 1,2 dan 3 yang belum kunjung usai menjadi kado terpahit saat ini, kedua Gedung pusat pemerintahan yang menyedot
anggaran Rp 203 miliar sampai saat ini pun belum selesai , Pembangunan terminal
pondok cabe yang mendapat bantuan dana hibah Rp 64,8 milliar dari DKI Jakarta belum
berfungsi, hanya menyisakan bangunan yang tak teurus, Pembangunan RSUD Tangsel yang
tersendat karena tersangkut kasus korupsi yang menyeret beberepa nama penting sehingga
menghambat serta berdampak pada pelayanan
kesehatan untuk masyarakat, persoalan muncul mulai dari antrian yang lama hingga
menumpuknya pasien melebihi kapasitas akibat belum terselesaikannya semua
bangunan gedung, serta persoalan yang seakan lekat dengan kota ini yaitu banjir,
saling tuding pihak terkait, mulai dari orientasi pembangunan yang tidak
berpihak kepada masyarakat, pengembang yang telah merubah kontur tanah sampai ada
yang mengatakan bahwa tangsel sudah menjadi langganan banjir sejak dulu. Dalam catatan kami pendidikan menjadi penting
yang harus selalu di munculkan, masih sering terjadinya pungutan liar (Pungli)
di sekolah milik pemerintah baik dari tingkat dasar sampai menengah menjadi
persoalan klasik yang terus muncul setiap tahun. Hal semacam ini mestinya di beri tanda merah untuk segera di
lakukan perbaikan sebagai komitmen untuk mencerdaskan masyarakatnya melalui
pendidikan yang mudah di akses dan bebas dari pungli. Sinergitas antara
legislatif dan eksekutif pun tak luput dari catatan kami pada hari jadi kota
tangsel yang ke 9 (Sembilan), beberapa program
legislasi daerah (Prolegda) tidak dapat
di reduksi pada 2017 ini menunjukan koordinasi dari kedua lembaga ini tidak
berjalan dengan baik, hal tersebut dapat dikatakan sebagai pengabaian terhadap
tata aturan yang seharusnya di realisasikan untuk kepentingan masyarakat dan
sebagai nilai minus produktivitas legislatif eksekutif.
Pelibatan
masyarakat
Sudah saatnya membangun kota ini
dengan semangat bersama baik dari pemerintah dan masyarakatnya, konsep smart
city yang selalu di gaungkan menjadi landasan pembangunan sudah seharusnya
memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat dan bukan hanya berbicara
teknologi. Menurut Boyd Cohen Smart
Governance atau tata kelola pemerintahan yang cerdas adalah salah satu dari
terwujudnya Smart City, di dalamnya menyangkut penyediaan akses baik sarana dan
prasarana bagi masyarakat untuk memberikan ide, gagasan, saran, kritik dan keinginannya
secara langsung. Seakan tidak ada sekat antara pemerintah dan seluruh
masyarakat tanpa terkecuali. Sehingga permasalahan seperti tersebut diatas
dapat di selesaikan. Pelibatan masyarakat dalam percepatan peningkatan kualitas
pelayanan publik memang perlu, peran pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan
dan masyarakat selaku pengguna/penerima pelayanan harus terus beriiringan. Sesuai
dengan tema hari jadi kota ini “Kerja Bersama”.
Kerja Bersama tidak dapat di capai ketika pemerintah anti kritik sehingga
membuat jarak dengan masyarakatnya seolah bagai ruangan kosong tanpa ekpresi,
gelap tanpa ventilasi hanya pola hubungan satu arah bukan 2 arah. Pelibatan
Mayarakat sudah menjadi isu beberapa tahun belakangan ini dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2017 yang di dalamnya mengatur tentang Penyelenggara Pelayanan Publik wajib melakukan
FKP (Forum Konsultasi Publik) sebagai bentuk peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, dimana
FKP ini adalah kegiatan dialog, diskusi pertukaran opini secara partisipatif
antara penyelenggara layanan publik dengan publik.
Tangsel 9 Tahun
Dalam semarak dan meriahnya hari
jadi kota Tangsel yang ke 9 (Sembilan) harapan serta doa akan adanya perbaikan
pelayanan mulai dari infrastruktur, Kesehatan serta pendidikan menjadi yang
utama. Momentum merefleksi diri baik dari pemerintah dan masyarakatnya agar
dapat menjalankan apa yang menjadi tujuan di bentuknya kota ini. Semangat anti
korupsi harus menjadi panglima dalam membangun sehingga Smart Governance dapat di capai sebagai salah satu ciri smart city. Selamat hari jadi Kota
Tangerang Selatan yang ke 9 (Sembilan) semoga dengan bertambahnya usia kota ini
menjadikan pemerintah dan masyarakatnya Cerdas, Modern, Religius.
Jupry
Nugroho
(Mantan Ketua Umum HMI Pamulang 2015/2016)
0 komentar:
Posting Komentar