MEN SANA IN WOMEN SINI. Artinya:
Behind a great man, there’s a great women.
Di balik laki- laki kuat, pasti ada perempuan hebat!!!
Intro
**************************
Hari ini. Jum’at sore nan cerah,
membuat hati saya ikutan cerah. Jum’at ini saya memilih untuk stay dirumah.
Lepas dari aktivitas kuliah, magang dan organisasi. Stay di rumah dengan
tumpukan buku ditemani notebook tentunya. Notebook tersayang yang sangat setia
menemani saya kala mencurahkan ide dan sedikit karya. Niatnya mau ngerjain
tugas awal kuliah yang kudu di kumpul besok malam, halaman dekstop bahkan belum
terbuka sempurna saat itu pula ada pesan dalam Wh*tsapp berbunyi. Pesan
tersebut masuk dan mengatakan : “Dirumah kan?ikut kajian yuk di masjid perum,
pembicaranya ust. Felix Siauw.” Pesan masuk dari sahabat saya.
Sedikit kaget dan bingung mau balas
apa, karena pasalnya jarang banget doi ngajak kajian dan memang niatan saya
untuk stay di rumah. Nyatanya pesan itu saya balas dengan balasan “yuk, jemput
kerumah aja ya.” Rasanya sayang banget momen seperti ini saya sia- siakan
apalagi jarang banget sahabat saya ini ngajak kajian bareng.
Terpaksa tugas pun harus harus
menunggu gilirannya untuk saya kerjakan. Kebiasaan lama memang sulit hilang,
yakni menumpuk tugas hingga detik- detik deadline. ‘Keburu lah nanti tugas taa kerjain, kapan lagi kajian bareng. Lagian
jarang- jarang bisa kajian bareng’. Begitu pikir saya dalam hati, dan
halaman dekstop baru saja tampil sempurna. Start – shutdown.
Saya sudah tahu sedikit mengenai
profil pembicara dikajian tersebut dan sudah membaca beberapa buku yang beliau
buat. Tapi tenang, tulisan saya kali ini tidak untuk membahas ust. Felix Siauw.
Sekedar share saja bahwa saya sudah sedikit tahu mengenai ust tersebut dan
memiliki buku yang ditulis beliau beserta quote- quotenya. Saya terkadang
memang tidak pernah berpikir panjang dalam bertindak. Termasuk hari jum’at,
saya keburu antusias tidak mau kehilangan momen hendak kajian bareng sahabat
saya tersebut.
Dan bahkan saya tak terpikir dan
bertanya apa tema dari kajian tersebut. Jadi dari perjalanan saya dari rumah ke
masjid, saya (lagi- lagi) hanya menduga- duga. ‘Paling tema kajiannya membahas proses beliau berislam, atau membahas
perbedaan agama yang sebelumnya beliau anut dengan islam’. Dan nyatanya
untuk kali ini dugaan saya bisa dibilang separuh benar.
Sesampainya di masjid saya sempat
heran. ‘ini kok jamaahnya perempuan
semua, ini kajian khusus akhwat toh?!’. Saya pun mengambil posisi di teras
masjid, karena didalam masjid sudah cukup penuh. Dan rupanya kajian ini bertema
“Karunia Terbaik Untuk Muslimah”, dan memang diadakan khusus jamaah muslimah.
Meskipun ada sedikit sekali para bapak hadir dikajian tersebut. Barangkali
menemani istrinya. Ahemmm, duh jadi mau
ditemenin~. Kajian itu jauh dari kesan tidak menarik seperti yang saya duga
sebelumnya. Memang ada beberapa kali membahas mengenai agama yang dianut ust.
Felix sebelum islam, tapi jauh dari kata tidak menarik melainkan menarik banget
untuk dibahas dan di share.
Saya tidak bisa merangkum penuh isi
kajian beliau et caus: saya datang
telat ±45 menit dan saya tidak jadi mencatat apa yang dibahas karena
sangat menikmati isi dan pemaparan beliau. Bagus, bagus banget. Saya mau bilang
yang lebih bagus dari bagus banget, tapi takutnya malah jadi pujian yang
berlebihan. Dari sekian banyak nasihat yang beliau paparkan untuk kita kaum
perempuan, yang paling berkesan bagi saya ialah rahasia bagi setiap perempuan
yaitu; Men sana in Women sini Artinya: Behind a great man, there’s a
great woman. Di balik pria yang kuat pasti terdapat wanita yang hebat!! Kok bisa begitu artinya? Yaa, itulah kenapa
bisa disebut rahasia. Karena hanya beliau dan Allah yang tau kenapa bisa
artinya seperti itu. Ustadz-,-
Saya
yakin kalian pasti insyaAllah ingat kisah para Rasul ulul azmi. Ulul azmi
adalah gelar yang diberikan Allah kepada lima rasul pilihan- Nya yang memiliki
ketabahan luar biasa dalam menghadapi ujian dari Allah Ta’ala. Gelar ini secara
langsung Allah sebutkan dalam Al- Quran Surah Al- Ahqaf (46): 35, merupakan
penghargaan tertinggi bagi hamba- hamba Allah. Para
Rasul ulul azmi adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan
Rasulullah Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam berturut-turut sesuai masa
diutusnya. Terdapat benang merah dalam kisah rasul ulul azmi. Benang merah yang
pasti kita semua tahu, hanya mungkin baru sedikit dari kita yang menyadarinya.
Ini masih ada kaitannya dengan Men sana in Women sini. Benang merah tersebut
yaitu; perempuan.
Kita mulai dari
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Telah sangat tersohor cerita dua perempuan mulia
istri beliau, Hajar dan Sarah. Hajar adalah perempuan sabar yang selalu berbaik
sangka pada Allah. Ia dinikahi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam atas perkenan Sarah,
istri pertama beliau karena mereka (Nabi Ibrahim dan Sarah) tidak kunjung
memiliki keturunan. Dari pernikahannya dengan Hajar, Ibrahim dikaruniai seorang
putra bernama Isma’il yang kelak diangkat Allah pula menjadi Rasul. Beberapa
lama setelah kelahiran Isma’il, Jibril mendatangi Nabi Ibrahim dan Sarah yang
telah berusia tua memberi kabar bahwa Ibrahim dan Sarah akan dikaruniai seorang
putra yang kelak juga diangkat Allah menjadi Rasul, bernama Ishaq. Kisah kedua perempuan
mulia ini sama sekali tidak dapat dilepaskan dari kisah Nabi Ibrahim
‘alaihissalam. Bahkan, kesabaran dan kekuatan Hajar saat berlari-lari kecil
sebanyak tujuh kali sepanjang bukit Shafa- Marwah untuk mencari rezeki (makanan
dan minuman) yang halal bagi Isma’il kecil di tengah padang pasir tandus
diabadikan oleh Allah Ta’ala menjadi salah satu rukun ibadah haji yang setiap
tahunnya senantiasa diulang-ulang oleh umat muslim hingga hari kiamat.
Subhanaallah~
Selanjutnya Nabi
Musa ‘alaihissalam. Tiga orang perempuan dalam kisah Nabi Musa yang
ketiga-tiganya Allah sebutkan dalam Al Quranul Kariim Surah Al-Qashash (28):
7-13, mereka adalah; Ummi Musa (ibunda Nabi Musa), Imroatu fir’aun (istri
fir’aun), dan Ukhtihi (ukhti Musa a.k.a saudara perempuan Musa). Al- quran menggambarkan
bagaimana Allah mewahyukan kepada ummi Musa untuk menghanyutkan Nabi Musa ke
sungai Nil, lalu Allah menghiburnya dengan menyampaikan bahwa Nabi Musa akan
dikembalikan kepadanya serta akan diangkat menjadi Rasul. Lalu ibu Nabi Musa
memerintahkan saudara perempuan Musa untuk mengikuti sampai mana Nabi Musa
terbawa arus sungai dan didapatilah bahwa Nabi Musa dipelihara oleh istri
fir’aun.
Berbeda dengan fir’aun, istrinya adalah seorang perempuan yang
beriman. Istri fir’aun mencegah fir’aun membunuh Nabi Musa, dan ketika Nabi
Musa tidak mau menyusu kepada perempuan- perempuan lain maka datanglah kakak
perempuan Nabi Musa menawarkan untuk membawa seorang perempuan yang dapat
menyusui Nabi Musa. Demikianlah kemudian Allah mengembalikan Nabi Musa kepada
ibundanya. Kisah ketiga perempuan ini abadi dalam Al- Quran sehingga akan
selalu dikenal, di ingat dan digali hikmahnya oleh setiap manusia hingga hari
kiamat. Ketiganya tak mungkin dilupakan setiap kali kita membaca tentang kisah
Nabi Musa ‘alaihissalam.
Nabi Isa ‘alaihissalam lebih jelas lagi. Ibunda dan nenek beliau
terpatri nama dan sebutannya di dalam Al- Quran. Maryam, ibunda Nabi Isa, Allah
sebutkan dengan nama sebenarnya. Bahkan, satu surat penuh Allah turunkan.
Perihal ini, saya pernah dengar dari seorang ustadz di satu kajian bahwa bila
Allah menceritakan kisah seorang hamba dalam Al- Quran dan secara langsung
menyebutkan namanya berarti kisah yang sama tidak akan pernah terulang lagi di
dunia. Wallahua’lam.
Kisah ibunda Maryam juga tersebut dalam Al- Quran meskipun Allah
tidak menyebut beliau dengan nama sebenarnya, melainkan dengan sebutan Imroatu
‘Imron. Dalam Surah Ali Imran (3): 35-36 dikisahkan tentang ibunda Maryam yang
bernadzar kepada Allah untuk menyerahkan anak yang dilahirkannya ke Baitul
Maqdis. Namun, anak yang dilahirkannya ternyata perempuan. Maka Istri Imron
berdoa kepada Allah untuk melindungi Maryam dan anak keturunannya dari syaitan
yang terkutuk. Doa Istri Imron ini dikabulkan oleh Allah dengan kesucian Maryam
dan kelahiran Nabi Isa ‘alaihissalam. Laa hawla wa laa quwwata illaa
billaah.
Dan dalam kisah Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam, kita
mengenal lebih banyak lagi perempuan hebat. Istri, putri-putri beliau, para
shahabiyah, para syahidah. Nama- namanya senantiasa disebut berulang-ulang
sepanjang sejarah manusia.
Yang terakhir adalah Nabi Nuh ‘alaihissalam. Allah pun mengisahkan
seorang perempuan agar di ingat dalam sejarah dan diambil hikmah
sebesar-besarnya bagi siapapun yang hidup setelahnya. Istri Nabi Nuh, adalah
seorang istri yang durhaka kepada Allah dan suaminya. Dalam Surah At-Tahrim
(66): 10 Allah menyebut ‘Imroata Nuh’ (istri Nabi Nuh), yang berada di bawah
pengawasan hamba-Nya yang sholeh (Nabi Nuh) namun ia berkhianat kepada
suaminya. Maka Allah masukkan ia ke dalam neraka. Kisah ini juga akan terus
diulang sepanjang peradaban manusia karena telah abadi Allah ceritakan di Al- Quran.
Dari kelima kisah perempuan- perempuan ulul azmi bisa dilihat :
Hajar (Perempuan mulia, ibunda Nabi Isma’il ‘alaihissalam), Sarah
(Perempuan Mulia, Ibunda Nabi Ishaq ‘alaihissalam, nenek Nabi Ya’qub ‘alaihissalam
dan buyut Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Allaahu akbar!!), Ummi Musa (Perempuan mulia, ibunda Nabi
Musa ‘alaihissalam, Maryam (Perempuan mulia, ibunda Nabi Isa ‘alaihissalam,
Imroatu Imron (Perempuan mulia, ibu dari perempuan mulia Maryam binti Imron),
Khadijah bt Khuwailid (Perempuan mulia, istri Rasulullaah Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam, ibu dari perempuan mulia Fathimah bt Muhammad.
Men sana in women
sini. Di balik laki- laki yang kuat pasti terdapat perempuan yang hebat.
Lihatlah bagaimana perempuan yang baik akan menghasilkan pula keturunan yang
baik- baik. Dan bisa dilihat, Imroata Nuh (Perempuan kafir lagi durhaka, ibu dari laki- laki durhaka Kan’an bin
Nuh. Sebaliknya, di balik sosok pria durhaka terdapat pula perempuan yang
durhaka. Perempuan yang buruk adalah sumber bagi lahirnya keturunan-keturunan
yang buruk. Na’udzubillaah. Semoga Allah menjaga setiap muslimah dari
keburukan-keburukan perangai maupun keturunan. Subhanallah, dan
terimakasih Jum’at~
0 komentar:
Posting Komentar