• Latest News

    Rabu, 22 Maret 2017

    KRITIK UNTUK TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL




    Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

    Dengan adanya pendidikan maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemerintahan dan bangsa ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat Universitas menjadi suatu keharusan pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan.

    Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses pembentukan karakter dan budi pekerti anak.

    Hal yang bersipat idealis ini selalu terkendala dengan masalah-masalah administrasi dan birokrasi seperti halnya. Manajemen sistem pendidikan tak ubahnya dengan manajemen proyek secara umum, yang terdiri atas sub-sub bagian seperti manajemen SDM, waktu, biaya, resiko, dan lain sebagainya yang saling berkaitan. Berikut beberapa catatan yang perlu dicermati terkait dengan sistem pendidikan Indonesia saat ini:

    1.Pendanaan Anggaran untuk pendidikan di Indonesia memang terus ditingkatkan, akan tetapi hal tersebut masih harus juga digunakan untuk hal-hal yang tepat. Pendanaan BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang sedang diterapkan saat ini memang cukup membantu, akan tetapi perlu dicermati pula mengenai distribusi serta sasaran dari pendanaan tersebut. Di wilayah-wilayah tertentu seorang siswa (dari kalangan mana saja baik kaya maupun miskin) dapat terbebas dari uang SPP dari SD Negeri hingga SMA Negeri, namun di wilayah-wilayah lain hal tersebut masih belum dapat terlaksana.

    2.Bila masalah biaya kemudian disepelekan, maka bisa kita lihat bahwa negara-negara dengan peringkat pendidikan papan atas, seperti Finlandia sebenarnya memiliki alokasi anggaran pendidikan yang relatif tinggi. Merendahkan masalah ini dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan terhadap fenomena guru yang merangkap menjadi tukang ojek di Indonesia. Masalah pendanaan pendidikan juga akan berimbas langsung terhadap ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan.

    3.Melalui kebijakan UAN yang mengacaukan antara penilaian dan prestasi siswa (student assesment) dan evaluasi kurikulum pemerintah telah menimbulkan kerusakan dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. kebijakan tersebut mengandung kekacauan konseptual karena UAN adalah evaluasi untuk menguji kurikulum sekolah dengan kurikulum standar nasional.

    Jadi Pemahaman saya tentang pendidikan nasional ialah suatu proses pembebasan dan penyadaran dalam istilah memanusiakan manusia, dimana manusia yang tidak mau berpikir, menjadi berpikir, yang berpikir menjadi memahami dan yang memahami mulai menganalis. Maka lahirlah yang di sebut dengan kesadaran kritis yang teratur. Namun entah apakah saya yang keliru dalam memahami nya, faktanya hal tersebut terlihat sulit untuk di dapat di ruang yang bernama "sekolah" karena mereka tidak menampung orang-orang bodoh dan siswa yang di jadikan bahan kompetisi agar dapat menentukan harga dan kelas dari pendidikan.

     Oleh: Septian Haditama       
    (Kader HMI Pamulang & Mahasiswa FKIP PKN Unpam)

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: KRITIK UNTUK TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL Rating: 5 Reviewed By: hmikomfaktek.com
    Scroll to Top