Surat Kepada Kawan Kecil
Oleh : Lamboroada
Kawan kecil ku
Masih kah kalian ingat
Tentang cerita kita dahulu sehabis shalat
Kita bicara di teras mesjid soal masa depan
Kita bicara tentang dunia yang kita harapan
Tak lupa pula membicarakan tentang wanita yang kita idamkan
Masih kah kalian ingat
Tentang cerita kita dahulu sehabis shalat
Kita bicara di teras mesjid soal masa depan
Kita bicara tentang dunia yang kita harapan
Tak lupa pula membicarakan tentang wanita yang kita idamkan
Kawan kecil ku
Masih kah ingat ketika kita kejar mengejar di pematang sawah
Bermain loncat-loncatan di atas jerami
Dan mandi sambil menangkap ikan di irigasi
Kini, anak anak sudah tak bisa merasakan lagi kawan
Karena sudah hangus di hantam oleh bangunan Industri
Masih kah ingat ketika kita kejar mengejar di pematang sawah
Bermain loncat-loncatan di atas jerami
Dan mandi sambil menangkap ikan di irigasi
Kini, anak anak sudah tak bisa merasakan lagi kawan
Karena sudah hangus di hantam oleh bangunan Industri
Memang dunia sangat cepat berubah kawan
Tanpa kita sadari kini usia kita sudah tak lagi muda
Sudah tak lagi saling tatap muka bahkan untuk saling sapa, kesempatan sangat sukar untuk di goda
Karena saling sibuk memperjuangkan hidup yang memaksa di tata
Padahal ingatan tentang semua kenakalan kita dimasa anak-anak masih tergambar jelas di kepala
Tanpa kita sadari kini usia kita sudah tak lagi muda
Sudah tak lagi saling tatap muka bahkan untuk saling sapa, kesempatan sangat sukar untuk di goda
Karena saling sibuk memperjuangkan hidup yang memaksa di tata
Padahal ingatan tentang semua kenakalan kita dimasa anak-anak masih tergambar jelas di kepala
Semua sudah berubah kawan
Jika dulu orang tua kita mengandalkan kaki untuk berpergian
Dan kita, harus mengayuh sepeda
Sekarang ini, hanya tinggal duduk dan mesin akan bekerja
Jika dulu orang tua kita mengandalkan kaki untuk berpergian
Dan kita, harus mengayuh sepeda
Sekarang ini, hanya tinggal duduk dan mesin akan bekerja
Jika dulu kita masih biasa melihat dan menggoda para petani saat mencangkul di lahannya
Kini mereka sudah jadi buruh di tanah sendiri
Kini mereka sudah jadi buruh di tanah sendiri
Jika dulu sawah tempat favorit kita untuk menyantap makanan
Kini sudah berubah jadi jalanan dan lahan bangunan
Kini sudah berubah jadi jalanan dan lahan bangunan
Jika dulu sungai tempat kita melepas lelah
Kini sudah menjadi tempat aliran limbah
Jika dulu untuk minum kita tinggal ambil di sungai
Kini kita diharuskan membeli air di tanah sendiri
Akhirnya kebutuhan bertambah untuk di penuhi kawan
Kini anak-anak sudah tak kenal permainan lompat tali, petak umpet, angklek dan banyak lagi
Semua permainan yang biasa kita lakukan dulu ketika kita masih suka di pakaikan baju
Permainan yang membuat kita lebih banyak kenal dengan anak-anak lain
Dan membuat kita sesama anak-anak lebih dekat
Semua permainan yang biasa kita lakukan dulu ketika kita masih suka di pakaikan baju
Permainan yang membuat kita lebih banyak kenal dengan anak-anak lain
Dan membuat kita sesama anak-anak lebih dekat
Semua itu sudah di alihkan oleh si mungil yang hanya segenggaman tangan kawan
Kini cara anak-anak berintraksi sudah berubah dan lebih sering di rumah
Memang semua tak bisa dan tak perlu di salahkan
Karena perubahan zaman tak bisa dilawan
Karena perubahan zaman tak bisa dilawan
Hanya saja aku ingin berpesan kawan kecil ku
Jangan jadi seperti mereka yang merusak tanah kelahiran mu
Hanya karena kantong pribadi
Jangan jadi seperti mereka yang merusak tanah kelahiran mu
Hanya karena kantong pribadi
Pulanglah kawan kecilku
Bawa bekal pendidikanmu
Dan saksikan semua perubahan di tanahmu
Bawa bekal pendidikanmu
Dan saksikan semua perubahan di tanahmu
Kemudian lihatlah mereka yang mungkin dulu jadi tentanggamu
Bantu dan berpihaklah pada mereka
Dari kawan kecilmu
Yang terhimpit di pergolakan zaman
Yang terhimpit di pergolakan zaman
Di Tanah Kita
Tanggal dimana kau membacanya
Tanggal dimana kau membacanya
0 komentar:
Posting Komentar