• Latest News

    Rabu, 23 Januari 2019

    MEWUJUDKAN KESETARAAN DALAM HUBUNGAN RUMAH TANGGA

    MEWUJUDKAN KESETARAAN DALAM HUBUNGAN RUMAH TANGGA
    (Dalam perspektif feminisme)

    Riska Angreini (Kader HMI)
     
    Peran dan sifat perempuan yang terbilang lemah dan pasif  kerap kali menimbulkan masalah entah itu perempuan single ataupun yang sudah menikah,berbanding dengan sifat laki-laki yang kuat dan aktif untuk itu penting kesetaraan antara laki laki dan perempuan,dalam hal ini kita berbicara tentang kesetaraan dalam rumah tangga.Tujuan mulia dalam melestarikan dan menjaga keseimbangan rumah tangga ternyata bukanlah perkara yang mudah untuk dilaksanakan, karena tujuan mulia tersebut tidak terealisir.Kesetaraan akan dicapai jika perempuan mempunyai peran aktif dalam hubungan sosialisasi dalam pekerjaan, dan pendidikan. Namun demikian pemikiran tersebut berubah setelah menjalani rumah tangga perempuan diharuskan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya seperti mengurus anak, melayani suami, mengurus pekerjaan rumah tangga dalam artian tidak mempunyai peran lain selain itu, Dan tidak mempunyai penghasilan diluar rumah karena tebatasnya pendidikan dan ruang lingkup sosialnya.

    Pernikahan dan rumah tangga itu diharuskan penuh di kelola oleh seorang istri. Seorang suami apa hanya sekedar mencari nafkah, mencukupi semua kebutuhan rumah tangga? Tapi rasanya itu semua tidak adil, Bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan rumah tangga yang kondusif jika anggota di dalamnya hanya saling mengandalkan.Mengandalkan dalam hal finansial yang menurut kebanyakan orang itu suami yang melakukan mengurus rumah itu ya sepenuhnya di lakukan seorang istri.Pernikahan bukanlah persaingan siapa yang lebih pintar atau siapa yang lebih bodoh, siapa yang bisa atau pun yang tidak bisa,harus adil dan saling menunjukankerjasama yang baik, jangan sampai istri merasa tertekan dalam pernikahannya karena ketidaksetaraanhak dan kewajiban yang dibatasi oleh  status ibu rumah  tangga.

    Mungkin Anda sering mendengar jika laki – laki tugasnya mencari nafkah dan perempuan mengurus rumah tangga namun setelah menikah merekaharus memiliki kewajiban yang sama untuk mencapai keluarga yang bahagia dan sejahtera. Selain itu untuk menjaga hubungan keluarga agar lebih  harmonis maka komunikasi harus dijalankan secara baik. Pemikiran suami dan istri harus sama tujuannya karena berkat pemikiran yang sama akan menghasilkan rumah tangga yang bahagia. Keterbukaan, ketersediaan seorang suami dalam kepribadiannya harus di tunjukan kepada seorang istri karena istri tempat suami berbagi cerita, masalah, dan kebahagiaan. 

    Keterbukaan ruang diskusi dan negosisasi yang setara antara suami dan istri dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab juga penting untuk mewujudkan rumah tangga yang setara, Pengharapan istri dalam berumah tangga yaitu terciptanya hubungan harmonis dilingkungan sosial, berpenghasilan yang cukuphubungan itu ada atas kerjasama dan kesepakatan antara suami dan istri. Rumah tangga yang di dasarkan tujuan dan kerjasama yang tidak baik dapat menimbulkan masalah-masalah yang akan datang di kemudian hari bahkanketidakadilan pembagian tugas rumah tangga memicu perceraian, akan tetapibanyak laki – laki yang tidak mengaku bahwa kesetaraan gender merupakan masalah hubungan mereka bagi para laki - laki faktor penting hancurnya pernikahan adalah masalah ekonomi.

    Berdasarkan penelitian dari Sweden’sUmeaUniversity menyimpulkan bahwa pasangan yang tidak membagi urusan rumah tangga secara sama rata bisa menimbulkan beban atau tekanan, pada salah satu pihak, terutama wanita. Hasil penelitian itu di dapat dari mempelajari Kuesioner yang di isi oleh 723 penduduk di sebuah kota pada tahun 1981-2007. Kuesioner tersebut di isi oleh penduduk yang masih sekolah hingga telah bekerja. Hasil studi tersebut menunjukan bahwa wanita berumur 21 tahun memiliki tingkat psikologis yang sama dengan pria mulai dari kegelisahan, gangguan konsentrasi serta kecemasan namun pada usia 24 tahun tingkat tekanan wanita lebih tinggi dari pria. Wanita yang tertekan adalah wanita yang kurang mendapatkan dukungan dari pasangannya, Hal itu juga terkait dengan pembagian kerja dalam rumah tangga mereka. 

    Penjelasan yang dapat di simpulkan mengenai feminisme adalahperempuan yang ingin hak dan kewajibannya di samakan dengan laki – laki bukan hanya menekankan tugas dan tanggung jawab pada satu gender. Dalam membangun rumah tangga sangat penting mengedepankan nilai – nilaikejujuran, kesetaraan gender, dan keadilan. Bagi penulis kesetaraan dalam rumah tangga memberikan nilai positifdan tingkat psikologis yang baik bagi hubungan antara suami dan istri,serta Feminisme dalam mewujudkan kesetaraan hubungan rumah tangga dapat terwujud apabila fungsi dan kewajiban antara seorang bisa setara dengan suami, setara tanpa menghilangkan ketentuan suami yang menjadi pemimpin dalam rumah tangga.Saling menghormati, saling menghargai satu sama lain tidak saling menimbulkan perasaan yang menekan.

    Tekanan atau beban yang di rasakan seorang perempuan dalam rumah tangga membuat pemberontakan gerak dan sifatnya. Jika itu sudah terjadi perempuan akan mengeluhkan setiap tekanan atau beban itu dengan kegelisahan hati, bahkan amarah kepada laki -laki.Atas apa yang dirasakan untuk memperjuangkan hak dan kewajiban seorang perempuan, keberanian pun timbul sampai pada tahap masalah yang paling tinggi dalam pernikahan yaitu perceraian. Berikan kebebasan perempuan untuk berpendapat menentukan sendiri apa yang harus di lakukan bukan hanya sekedardalam ranah domestik dan reproduksi.



    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: MEWUJUDKAN KESETARAAN DALAM HUBUNGAN RUMAH TANGGA Rating: 5 Reviewed By: hmikomfaktek.com
    Scroll to Top