Dalam menjalankan roda organisasi, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memiliki landasan (azas) yang kuat dan kokoh. Landasan itu adalah Islam, Islam yang didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam al-Qur'an dan al-Hadits.
Selama kader HMI berpegang teguh pada kedua pusaka tersebut, maka sudah dapat dipastikan ia akan selalu berada di jalan kebenaran dan keselamatan.
Himpunan ini terdiri atas individu-individu yang berbeda, entah secara biologis, sosiologis, maupun kultural. Masing-masing memiliki pola pemikiran yang berbeda, serta pemahaman yang tidak sama.
Dalam menyikapi hal tersebut, tentu kita harus menyadari bahwa pada dasarnya perbedaan adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa diingkari. Lebih jauh, setiap perbedaan yang ada di dalam himpunan ini, itu merupakan suatu hal yang dapat menjadikan gerak organisasi menjadi hidup, dinamis, dan berwarna.
Setiap perbedaan tersebut haruslah kita sikapi secara dewasa dan bijaksana. Jangan sampai atas nama perbedaan kita menjadi sesuatu yang tidak utuh dan rapuh. Perbedaan bukanlah alasan atas adanya pertikaian maupun perpecahan.
Justru lebih dari itu, atas nama perbedaan, seharusnya kita harus menjadi kuat dan kokoh. Tapi bagaimana caranya?
Allah berpesan di dalam Al-Qur'an yang artinya sebagai berikut: "Berpegang teguhlah kalian pada Jalan Kebenaran secara meyeluruh, lantas janganlah kalian terpecah-belah."
Jadi, hanya atas nama Kebenaranlah kita dapat dipersatukan. Karena, walau nyatanya kita berbeda dalam banyak hal, namun sama dalam Kebenaran.
Di saat kita sudah tidak lagi berpegang teguh kepada Allah dan Jalan Kebenaran, atau di saat kita hanya bertindak atas kepentingan hasrat pribadi (hawa nafsu) maka yang terjadi hanyalah pertikaian dan perpecahan.
Hawa nafsu hanya akan membawa kita kepada kegagalan dan kekalahan hidup. Hawa nafsu hanya akan menjadikan diri kita selalu tidak percaya atau curiga kepada sesama. Dan hawa nafsulah yang menjadi sebab utama perjuangan akan berbuah kesia-siaan.
Jadi, apalah arti sebuah himpunan yang sudah tua dalam usia dan besar dalam kuantitas, namun nyatanya hanya keegoan pribadi yang lebih diutamakan.
Niat tulus dan tindakan baik yang di dasarkan atas nama Kebenaran tentu akan menjadikan himpunan ini bersatu di atas banyaknya perbedaan-perbedaan.
Alhasil, janganlah pernah berharap keselamatan dan kemenangan hidup, jika sedari awal kita sudah memulainya dengan keegoan pribadi, bukan atas nama Kebenaran Mutlaq.
oleh : Ramdhany (Ketum, HMI Cab. Ciputat-2014-2015)
0 komentar:
Posting Komentar