Wacana Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meminta maaf kepada keluarga Partai Komunis Indonesia (PKI) terus menuai kecaman. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) salah satunya.
Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Timur, Dias Rukmana menyatakan, jika hal itu dilakukan, sama saja Presiden Jokowi menilai HMI, Angkatan Darat, Nahdlatul Ulama, dan yang lainnya bersalah.
“Sejarah mencatat bahwa para pendahulu kami berjuang dalam menumpas pemberontakan PKI. Hal itu dilakukan demi mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ungkap Dias dalam surat elektronik yang dikirim ke redaksi, Jumat (24/7)
Dias menjelaskan, peran HMI dalam menghadapi pemberontakan PKI Madiun 18 September 1948 dilakukan dengan mengerahkan angota Corps Mahasiswa (CM) ke gunung-gunung dan memperkuat aparat pemerintah.
“Sejak saat itu PKI menaruh dendam terhadap HMI,” sambungnya.
Menurut Diaz, dendam PKI pada HMI yang tertanam sejak pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948 membuat mereka terus mengejar HMI, karena dianggap sebagai penghalang bagi tercapainya tujuan PKI. “HMI vs PKI jilid II terjadi pada tahun 1964 hingga 1965,” tambahnya.
Oleh karena itu, jika Presiden Jokowi kelak betul-betul meminta maaf, hal tersebut merupakan petanda bahwa perjuangan HMI akan kembali dimulai.
“Jika hal itu terjadi, maka kami akan melakukan aksi besar-besaran sampai titik darah penghabisan seperti halnya telah dilakukan oleh para pendahulu kami,” kecamnya. [sam]
sumber: onlineindo.tv
0 komentar:
Posting Komentar