Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI MPO) mengevaluasi semester pertama kepemimpinan nasional di bawah Presiden Jokowi-Wapres Jusuf Kalla. Disampaika oleh Ketua PB HMI MPO, Puji Hartoyo, Selasa (19/5/2015).
Poin pertama, Puji Hartoyo menyatakan, terjadi kemunduran dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, yaitu munculnya perseteruan KPK-Polri.
“Konflik antar kedua lembaga penegakkan hukum tersebut praktis meruntuhkan marwah hukum. Apalagi dipertontonkan secara telanjang dan terang-terangan. Ditambah lagi manakala beberapa aktivis pembela KPK bersama rakyat dianggap oleh pemerintah yakni Menko Polhukam sebagai “rakyat gak jelas”. Belum lagi beberapa aktivis yang selama ini kerap membela pemberantasan korupsi malah menjadi sasaran kriminalisasi oleh pihak Polri,” kata Puji Hartoyo.
Kenyataan, lanjutnya, makin mempertegas bahwa keadilan sudah sangat langka di negeri ini. “Seolah keberadaannya hanya sebagai alat kekuasaan atau politik semata bagi mereka yang berkuasa maupun yang memiliki modal,” lanjutnya.
Selain penegakkan hukum, ungkapnya, masyarakat juga dibuat bingung dengan pertunjukkan kebijakan ekonomi pemerintahan Jokowi-JK yang makin membuat rakyat makin nestapa. Pemerintah yang masih berumur jagung dengan mudah menyerahkan harga bahan bakar minyak sesuai mekanisme pasar. Maka tak ayal dengan mudah harga bbm naik sebanyak dua kali.
“Akibat kenaikan harga BBM harga-harga bahan pokok naik, tarif angkutan umum naik, bahkan sekonomi secara makro menjadi lesu. Belum lagi nilai tukar rupiah yang menembus Rp. 13.200 lebih,” ungkap alumni Ekonomi UII Jogja tersebut.
Dalam konteks politik, Puji menilai pemerintah dengan mudahnya dan sewenang-wenang membuat keputusan yang tidak bijaksana. Misal saja polemik SK Menkumham atas dualisme kepengurusan Partai Golkar dan PPP. Pemerintah dinilainya terlalu dalam memasuki konflik yang terjadi di internal partai. Belum lagi kebijakan presiden Joko Widodo yang tersirat jelas terikat pada perintah Ketua Umum PDIP.
Persoalan keamanan tak luput dari perhatian Puji, khususnya maraknya aksi begal yang meresahkan masyarakat. Aksi kejahatan terjadi secara terang-terangan dengan tidak tanggung-tanggung nyawa sebagai taruhannya.
Dari semua permasalahan tersebut, Puji Hartoyo menyerukan agar pemerintah mengautkan kembali penegakan hukum di negeri ini, Presiden agar mengambil kebijakan percepatan kebijakan ekonomi yang pro-rakyat, dan harus lebih tegas dan berani menindak bawahannya yang menyimpang.
sumber: hminews.com
0 komentar:
Posting Komentar