• Latest News

    Minggu, 30 Agustus 2015

    Baca, Diskusi dan Tulis

    BACA, DISKUSI, dan TULIS
    Karena kau menulis, suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari”
    -          Pramoedya Ananta Toer, dalam Nyai Ontosoroh, Anak Semua Bangsa

    Apa yang terjadi ketika manusia mengubah tradisi lisan menjadi tulisan? Sebuah revolusi! Sebuah sejarah telah dimulai. Pikiran-pikiran manusia mulai tercatat dan terdokumentasikan. Ketika si pemilik pikiran meninggal, pikiran-pikirannya dengan luar biasa tetap hidup. Inilah esensi dari kehadiran buku.

    Sejalan dengan Roland Barthers, seorang filsuf dan kritikus sastra dari Perancis berkata, ketika sebuah pikiran telah dituangkan kedalam buku, maka yang terjadi kemudian penulisnya telah mati. Kematian sang penulis, menurut Roland, selalu diikuti dengan kelahiran pembaca. Hal ini berarti saat karya telah dituangkan dalam buku, buku itu memiliki kehidupannya sendiri di tangan pembaca. Buku itu tidak lagi terbelenggu dengan tirani penulis. Pada saat membaca suatu karya, dia terbang bebas kemana saja, menembus dinding tebal gagasan penulis, serta melampaui kejeniusan penulis itu sendiri. Dengan kata lain, matinya penulis diikuti dengan kebangkitan pembaca untuk berpartisipasi menghasilkan pluralitas makna dalam teks.

    Maka pokok perhatian kini beralih ke sosok pembaca. Ketika kita berbicara mengenai pembaca, maka tidak ada definisi demografik, psikografik, maupun studi lain yang dapat mengelompokkannya. Siapapun yang dapat membaca aksara, maka dia dapat disebut pembaca. Mengapa harus membaca? Menurut Herbert N. Casson, pengalaman sendiri tidak memberikan kemajuan cukup banyak, kehidupan kita terlalu pendek dan tidak memungkinkan untuk mempelajari begitu banyak hal. Kita tidak dapat belajar dari pengalaman sendiri tentang ilmu perbintangan, listrik, ilmu kimia atau tehnik.

    Ketika membaca sebuah buku, seseorang berhubungan dengan ide-ide yang terkandung dalam bacaan itu. Kegiatan membaca ini merupakan bagian dari proses belajar. Seseorang tidak dapat belajar tanpa membaca. Akan tetapi, belajar itu bukan hanya membaca saja, menulis, berpikir, membuat suatu pandangan, menyusun suatu kesimpulan juga teermasuk belajar. Namun kenyataannya, kegiatan membaca menduduki porsi yang paling banyak dalam kegiatan belajar.

    Beberapa tehnik membaca akan dijelaskan berikut. Kitalah yang menentukan tehnik yang mana yang akan dipakai dalam membaca sebuah buku. Dalam arti, tehnik yang akan dipilih sangat tergantung untuk keperluan apa kita membaca buku; untuk mendapatkan gambaran singkat dari sebuah buku, persiapan ketika akan mempelajari buku, membaca ulang buku yang pernah dipelajari, membaca suatu bacaan yang pernah diketahui, mencari buku referensi, untuk membuat makalah, paper, skripsi atau mengadakan penilaian terhadap jalan pikiran penulis.

    Menurut Ad Rooijakkers, ada lima tehnik untuk membaca sebuah buku, yaitu:
    1. Membaca terarah
    Membaca buku secara sepintas dengan cara mengetahui hal-hal pokok yang dianggap dapat mewakilikeseluruhan kandungan buku itu. Yang diperhatikan dalam membaca terarah ini adalah: judul dan nama pengarang, tahun penerbitan, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan dan kesimpulan

    2. Membaca Sepintas
    Membaca sepintas dikenala dengan istilah skimming, yaitu membaca untuk mecari gagasan pokok dalam sebuah karya tulis. Terdapat perbedaan antara membaca terarah dan membaca sepintas. Pada membaca sepintas, yang diutamakan adalah mengerti pikiran pokok tiap bab dalam buku itu. Kita perlu berbuat lebih banyak daripada membaca terarah. Pada membaca terarah kita hanya ingin tahu apa yang dipersoalkan dalam buku itu. Tetapi, dalam membaca sepintas, persoalannya terletak pada apakah kita mengerti gagasan pokok apa yang sebenarnya dalam buku itu. Karena itu, tehnik membaca sepintas dimaksudkan mengetahui ide pokok pikiran tiap bab dalam sebuah buku.

    3. Membaca Mencari
    Mencari kata-kata, nama-nama, atau angka-angka tertentu atau ingin menjawab pertanyaan dan mencarinya dalam sebuah buku merupakan kegiatan membaca mencari yang dikenal dengan istilah scanning. Membaca dengan tehnik ini dikenal pula dengan membaca cepat. Dengan tehnik ini kita diajarkan untuk membaca indeks, daftar isi, judul dan sub judul.

    4. Membaca Belajar
    Tehnik membaca belajar ini lebih serius daripada tiga tehnik membaca sebelumnya. Seseorang tidak hanya dituntut untuk membaca, mencari, dan menelusuri kata, kalimat atau paragraf tertentu, tetapi lebih diharuskan memahami apa yang dibaca.

    5. Membaca Kritis
    Membaca suatu bacaan di samping untuk mengerti dan memahami juga untuk mengadakan penilaian terhadap jalan pemikiran penulis. Pembaca tidak lagi bersikap pasif menerima apa adanya informasi yang disampaikan oleh penulis dalam sebuah buku. Untuk itu, sebelum sebelum membaca buku tersebut kita harus dibekali dengan ilmu yang sesuai dengan kandungan buku yang dimaksud. Jika tidak, maka kita tidak mungkin melakukan kritik dan analisis.

    Untuk mencapai keberhasilan dalam menggunakan tehnik-tehnik ini perlu diperhatikan dua faktor: pertama, faktor yang terpenting adalah motivasi, semakin kuat motivasi semakin cepat keterampilan membaca yang diperoleh. Kedua, pengetahuan, sebab motivasi tanpa pengetahuan tentang apa yang dikerjakan hanya akan membawa pada keputusasaan.
    editor: Fahatul Azmi
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Baca, Diskusi dan Tulis Rating: 5 Reviewed By: hmikomfaktek.com
    Scroll to Top