Gambar: www.matadunia.net |
Berbagai
fenomena gender yang berkembang dalam masyarakat seperti
subordinasi,patriaki,kapitalis yang menjadi momok ketimpangan gender dan
menyebabkan menciutnya ruang gerak dan hak bersuara seorang perempuan, baik
dalam lingkungan internal keluarga maupun eksternal masyarakat. Dalam dunia
wirausaha perempuan membuat suatu pembuktiaan bahwasannya perempuan pun
memiliki potensi untuk berkembang,mandiri dan berani namun dalam prosesnya
perempuan banyak menemukan hambatan yang membuat patah semangat dan berakibat
kurang optimalnya dalam gerakan usahanya tersebut.
Seperti
tugas domestik sebagai peran seorang ibu, motivasi diri kurang optimal dan
menganggap usahanya adalah usaha sampingan dan sikap gamang dalam diri
perempuan seperti rasa kurang percaya diri yang tumbuh dari awal proses
berwirasuaha tanpa keseriusan seperti telah di bahas di atas “Perempuan, kata
mereka, seharusnya tidak mencoba untuk menjadi pria. Sebaliknya, mereka
harus mencoba untuk
menjadi lebih seperti perempuan, menekankan
nilai-nilai dan sifat-sifat
yang secara budaya terkait dengan
perempuan (“saling ketergantungan, komunitas,
relasi, berbagi, emosi, fisik, kepercayaan, tiadanya hirarki, kodrat,
imanensi, proses, kegembiraan, perdamaian,
dan kehidupan”) dan
mengurangi penekanan
nilai-nilai dan sifat-sifat
yang secara budaya
terkait dengan pria (“kebebasan, otonomi, kecerdasan, kehendak, kewaspadaan, hirarki,
dominasi, kesopanan, keberadaan
yang lebih penting, hasil, pertapaan,
perang, dan kematian”).
Sikap sebagian perempuan sangat
menginginkan pengembangan usahanya hal ini di topang dengan kemajuan teknologi
yang sangat amat pesat sehingga menambah kemudahan dan begitulah seyogyanya
pemanfaatan teknologi. Dengan kesadaran yang cukup mumpuni munculnya gagasan
segar untuk bagaimana memanfaatkan teknologi yaitu salah satunya media online
yang dapat bersinergi dengan dwi tugas perempuan tanpa menganggu rutinitasnya.
Keefektivan waktu dan tenaga menjadi pertimbangan penting dalam melakukan usaha
online tersebut.
Dan
pada akhirnya perempuan mampu tampil dengan framenya
sebagai wirausaha kemandiriaannya berdiri sejajar dengan laki-laki, tapi tetap
mampu mengatur porsi dan posisinya sebagai perempuan yang seutuhnya.
Dalam
hal ini peran pemerintah dan pihak-pihak lain yang berkompeten perlu membina
perempuan yang mempunyai sense dalam
berwirausaha. Bukan untuk menyamai laki-laki secara tugas akan tetapi permpuan
masa kini harusnya lebih progresive dalam hal apa saja, terutama dalam
wirausaha agar perempuan tidak hanya sebagai pelengkap yang hanya terbaring
dalam sangkar emas tanpa bisa berbuat apa-apa perlu langkah-langkah yang
berkesinambungan agar telaah kritis tentang perempuan dapat di maknai secara
mendalam tanpa mengurangi peran perempuan yang paling mulia adalah seorang ibu./OSY
0 komentar:
Posting Komentar