Kamis, 04 Februari 2016
Apa yang ada di pikiran kita ketika mendengar usia 69 (Enam puluh sembilan) tahun, mungkin sudah terbayang akan tubuh yang tidak berdaya,penyakitan dan lain-lain. Tidak berdaya dengan masalah yang melanda masyarakat, penyakitan yang di akibatkan keserakahan dan hanya memikirkan jabatan saja, pelupa karena lebih asyik memikirkan bagaimana besok kita bisa berjumpa dengan kawan-kawan dan bersenang-senang ketimbang mendekatkan diri kepada sang pencipta.Seperti sumber air dari pegunungan yang jernih dan segar yang selanjutnya mengalir mengikuti arah aliran dan menjauh dari sumber, bercampur dengan kotoran,limbah, sampah dan hal-hal lain. Seakan menghilangkan kejernihan. Kejernihan hanya terekam dalam cerita-cerita masa lalu yang mengambarkan kebesaran nama, kesucian identitas dan sifat heroik serta adanya insan-insan hebat yang lahir dari rahim Himpunan ini mulai dari presiden,pejabat,pengusaha bahkan aktivis yang turut membangun bangsa sampai seperti ini. Namun, kenyataan yang terjadi pada saat ini sangat menyimpang dari moral kaum intelektual karena semakin banyaknya generasi kekiniaan yang memiliki watak dan pola tingkah laku di luar kendali, seperti melakukan tindak pidana korupsi ketika menjabat sampai berbuat asusila dan yang terbaru sampai menjangkiti kader junior Himpunan ini yang sudah berani mengunakan anggaran rakyat hanya untuk menggelar sebuah acara yang terkesan hedonis bahkan mudharat. Jelas bahwa banyaknya kotoran, limbah dan sampah yang sudah mencemari pola pikir kader kekinian sehingga lupa akan tujuan awal berdirinya Himpunan ini. Kita pun harus menyadari bahwa cacat atau problem bawaan dari pembangunan berupa materialisme, pragmatisme, dan hedonisme sedikit banyak melunturkan marwah HMI, ketegasan sikap kerap dikaburkan dengan perhitungan untung rugi yang teramat rumit, kegigihan kerap kali diperlemah oleh keinginan untuk mencapai hasil dengan cara yang cepat, kesederhanaan sering dipatahkan untuk segera menikmati hasil perjuangan dan masih banyak lagi sifat-sifat yang bisa membuat terjadinya “pembusukan dan pencemaran” institusi yang menuju krisis Moral.Setidaknya uraian di atas adalah representasi kegelisahan kader. HMI harus menjawab tantangan zaman dengan mengedepankan nilai-nilai akademisnya agar rangsangan pemikiran dan keterbukaan untuk mendialogkan berbagai gagasan yang sifatnya membangun muncul kembali serta persoalan, tantangan dan prospek masa depan dapat di jawab dengan konsepsi, teoritis-praktis dan strategis.Pada usia HMI yang sudah 69 ini hendaknya kita sebagai kader harus kembali melihat apa yang menjadi tafsir tujuan HMI, Karena hari ini tidak kita pungkiri bahwa banyak kader yang menjadi keder karena tidak lagi menjadikan islam menjadi sumber nilai akibatnya seperti yang kita lihat sekarang ini. Dan tanggung jawab kita sebagai kader menjelaskan tujuan sebagaimana di rumuskan pada pasal 4. AD/ART HMI yaitu : “Terbinanya insan akademis,pencipta,pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah subhanahu wata’ala”. Dengan rumusan tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa HMI adalah lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat dan potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing angggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan perjuangan yang benar dan efektif. Dan fungsi HMI yang spesial karena HMI sebagai organisasi mahasiswa maka sifat watak mahasiswa harus menjiwai dan dijiwai HMI bersama masyarakat sebagai ‘’kekuatan moral” dan melaksanakan fungsi “sosial kontrol” serta duta-duta pembaharuan. Dan perlunya kita lebih mendalami dari NDP (nilai-nilai dasar perjuangan) yang menjelaskan bahwa hidup yang benar di mulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan. Dengan mendekatkan dengan kecintaan yang disebut Takwa, dan iman dan takwa di pelihara dan di perkuat dengan melakukann atau pengabdian formil kepada Tuhan. Kerja manusia atau amal shaleh mengambil bentuknya yang utama dalam usaha yang sungguh-sungguh secara esensial yang menyangkut kepentingan manusia secara keseluruhan, baik ukuran ruang dan waktu kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan melahirkan jihad, yaitu sikap berjuang. Berjuang itu dilakukan dan di tanggung bersama oleh manusia , dan kecintaan kepada tuhan serta kerja kemanusiaan atau amal shaleh itu merupakan perkembangan yang permanen, perjuangan kemanusiaan berusaha agar pengorbanan dan perkembangn dalam masyarakat mengarah kepada yang lebih baik.Pada momentum Dies Natalis yang ke 69 ini kritik dan saran sangat di butuhkan untuk bercermin dan memperbaiki serta mempertahankan pola perkaderan yang sudah baik, fase-fase dari sejak awal sampai sekarang harus dijadikan sebagai pelajaran sehingga semangat untuk terus memperbaharui tanpa menghilangkan identitas dan haluan dasarnya. Sehingga akan lahir kembali dari rahim perkaderan HMI insan-insan yang dapat menjalankan fungsi sebagai kader umat dan kader bangsa. Dan disinilah kawah candradimuka nya para mahasiswa untuk di tempa menjadi manusia paripurna yang selanjutnya dapat menjalankan tugas sebagai kader umat dan kader bangsa.Harapan semua kader HMI adalah sudah saatnya HMI bangun dari istirahat yang panjang dan mewujudkan apa yang menjadi tumpukan-tumpukan wacana di kopi diskusi dan menjadikan sebuah gagasan manis yang dapat diaktualisasikan, Dan menjalankann arah gerak dengan islam sebagai nilai-nilai dan landasan.Selamat Milad ke 69 Himpunan ku, HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM semoga dengan umur yang kian matang dapat menjadi tonggak pembaharu bangsa serta menjadi harapan umat dan bangsa, terima kasih telah mejadi kampus kedua sekaligus rumah yang menjadikan insan-insan yang lebih baik semoga selalu di ridhoi Allah subhanahu wata’ala.
- Blogger Comments
- Facebook Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar