• Latest News

    Minggu, 14 Februari 2016

    HARU-BIRU MENGGAPAI CITA

    Sepuluh tahun silam, seolah Aku tak memiliki tujuan pasti namun Aku mempunyai niat sungguh-sungguh dan cita-cita yg tinggi. Mimpi menjadi sukses itu layaknya angan belaka dan Aku tidak  tahu akan terwujud atau tidak namun dengan rasa percaya diri aku melangkah. Semangat untuk menggapai keberhasilan memberiku tekad kuat dan bulat untuk meninggalkan gubuk kecil di mana aku dibesarkan oleh seorang kakek dan nenek. Usianya yang sudah tua renta, namun berbagai pelajaran hidup yang mereka ajarkan mengharuskanku menjadi perempuan tangguh. Tidak hanya budi pekerti dan moral yang mereka tanamkan melainkan pendidikan agama juga senantiasa mereka tanamkan.
    Mula-mula, Pulau Jawa menjadi tujuan aku singgah, yakni Ponorogo Jawa Timur. Di sana aku mencari  pekerjaan namun pada saat bersamaan Allah mempertemukanku dengan sesosok Malaikat yang menjelma menjadi manusia. Maha Besar Allah, mimpi untuk melanjutkan sekolah ke SMA dapat terwujud tanpa biaya dari orangtua, orangtua  angkatku, Bapak H. Mackhrus dan Ibu Retno Erwiyani, yakni di Madrasah Aliyah Ponorogo. Ibu Ani, sapaan akrab Ibu angkatku yang telah membiayaiku sekolah hingga tamat SMA. Di rumah orangtua angkatku itu,  aku telah terbiasa membersihkan rumah, memasak. Dengan kesabaran dan kedisiplinan seorang Ibu lah aku bisa memasak dan merawat diri. Aku tinggal bersama Kakak dan Adik angkatku pula.­­­
    Tiga Tahun berlalu, seluruh siswa SMA di Indonesia melaksanakan Ujian Nasional (UN), demikian juga dengan Aku. Rasa khawatir sudah tentu hinggap pada diri setiap siswa, Aku pun takut mengecewakan Ibu dan Bapak angkatku yang sudah sabar mendidikku. Namun puji syukur ke hadirat Allah, pengumuman hasil UN tidak mengecewakan.
    Lalu saat aku sedang di dapur menyiapkan makan malam, tiba-tiba Bapak menghampiriku dan bertanya, “Nur, setelah ini Kamu mau ke mana? Ikut Bapak , kuliah atau mau ikut saudara Bapak yang punya butik di Jakarta?” Rasa tidak percaya diri berbaur dengan bahagia. Bagaimana tidak, mimpi seorang anak kampung untuk sekolah tinggi terwujud. Terima kasih kepada Allah atas karunia-Nya dan orang-orang sekitar.

    Alhamdulilah mimpi yang dulu kini terwujud dengan kerja keras dan niat yang kuat serta totalitas dan pengorbanan. Tentu saja itu semua karena kesabaran dan kesungguhan yang tidak pernah putus meski cacian dan hinaan dari orang-orang sekitar menghujani tanpa henti. Namun semangat juang dan kecintaanku terhadap pendidikan akan menjadi bukti bahwa aku tidak seperti yang mereka katakan.  Aku yakin bahwa suatu saat aku akan menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Kewajiban untuk berusaha, berdoa, dan bertawakal harus aku jalankan. Proses menjadi perempuan hebat itu terus berkobar dalam hati karena aku yakin anak kampung pun bisa menjadi orang yang sukses dan kesuksesan adalah milik setiap orang. Wallahu A’lam.


    oleh : nurjamilah supiatin
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    1 komentar:

    Item Reviewed: HARU-BIRU MENGGAPAI CITA Rating: 5 Reviewed By: hmikomfaktek.com
    Scroll to Top