• Latest News

    Minggu, 25 Oktober 2015

    Salam untuk "Kader HMI" oleh: Fauzan Muzakki

    Salam untuk Kader HMI oleh: auzan Muzzaki

    Menurut AS. Hornby (dalam kamus oxford Advanced learners Dictionary) dikatakan bahwa “ cadre is a small group who are specially chosen and trained for a particular purpose. Dari definisi diatas, kita dapat mengetahui bahwasanya seorang kader adalah orang-orang yang terpilih dan dilatih untuk merealisasikan suatu tujuan tertentu dalam sebuah kelompok maupun organisasi. Che guevara memandang seorang kader harus memiliki kecakapan disiplin ideologis dan administratif, yang mengetahui bagaimana mempraktekkan sentralisme demokrasi dan bagaimana cara mengimplementasikan azas diskusi kolektif.Seorang kader harus memiliki kesadaran aplikasi ideologis yang komprehensif dan mampu menerapkan demokrasi yang etis.
        
    Setiap organisasi pasti memiliki ideologi sebagai sumber nilai kebijakan atau dasar falsafah (philoshofiscee grondslag) yang diyakini dapat mengikat setiap perilaku kader dalam menata kegiatan organisasi. Ideologi merupakan landasan kebenaran yang mutlak dan wajib diamalkan dengan baik oleh setiap kader. Ideologi lahir dari sebuah konsensus bersama yang disadari mampu menjadi pijakan dan gambaran terbentuknya suatu tujuan organisasi (the general goals of society or the acceptance of the same philosophy of an organization) . Maka dari itu sebenarnya tujuan organisasi memiliki keterikatan yang luar biasa dengan ideologi yang menjadi konsep atau pilar bangunan organisasi.

    HMI yang berideologikan Islam memiliki konsekuensi logis untuk terus mendisiplinkan perilaku kader agar selalu selaras dengan nilai-nilai keislaman sebagai landasan kebenaran. Pasal 9 anggaran dasar menjelaskan bahwa peran HMI adalah berperan sebagai organisasi perjuangan. Yang mana perjuangan HMI berkutat pada proses perjuangan pembangunan kekuatan Islam sebagai agama, Indonesia sebagai negara dan Mahasiswa sebagai status setiap personal yang tergabung dalam organisasi tersebut agar terus mengaplikasikan prinsip agent of social change. Bagaimana langkah perjuangan itu dikemukakan telah dijabarkan oleh Nilai dasar perjuangan (NDP) yang disusun untuk lebih memudahkan pemahaman kader dalam memaknai nilai-nilai keislaman sebagai landasan perjuangan. Maka disiplin pengamalan ideologi dalam setiap aktivitas kader pada proses pencapaian tujuan organisasi merupakan suatu kewajiban.

    Selain disiplin penerapan ideologi, HMI sebagai organisasi harus juga menekankan kepada setiap kader untuk tertib administratif. Yang dimaksud tertib administratif adalah keta'atan dan kepatuhan kepada semua sumber hukum formil dan atau aturan-aturan main (the rules of the game) yang mengikat dan berlaku kepada semua kader yang berfungsi sebagai mekanisme menjalankan organisasi yang baik sesuai kesepakatan bersama. Setiap kader harus sadar bahwa setiap perilakunya dalam menjalankan kegiatan organisasi tidak boleh melakukan deviasi dari semua ketentuan yang tercantum didalam konstitusi dan pedoman-pedoman pokok organisasi lainnya.

    "Constitution is a document which contain the rules for the operation of an organization". Dari definisi konstitusi yang dikemukakan brian thompson yang merupakan seorang ahli hukum inilah dapat kita ketahui bahwasanya konstitusi memuat aturan-aturan untuk mengoperasikan jalannya organisasi. Konstitusi merupakan sumber hukum tertinggi dalam hierarki sumber hukum formil atau resmi dan menjadi sumber terbentuknya peraturan yang tingkatnya berada dibawahnya dalam suatu organisasi. Konstitusi hanya memuat peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua masalah yang penting harus dibuat dan tercantum dalam konstitusi melainkan hal-hal yang bersifat pokok, dasar atau azas-azasnya saja.

    Maka dari itu, fungsi dari pedoman-pedoman pokok organisasi lainnya  adalah membuat peraturan yang penting untuk menjalankan ketentuan yang mendasar yang sudah tercantum didalam konstitusi. Bisa dikatakan bahwa pedoman-pedoman organisasi merupakan penjabaran atas peraturan yang sudah menjadi garis besar yang tercantum dalam konstitusi. Sebagai contoh ; pada pasal 8 anggaran dasar HMI menyatakan bahwa HMI berfungsi sebagai organisasi kader. Namun bagaimana sistematika proses perkaderan itu dijalankan maka pedoman perkaderanlah yang menjelaskannya. Pedoman perkaderan sebagai salah satu pedoman pokok organisasi memiliki fungsi sebagai aturan yang khusus membahas tentang sistem perkaderan yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan secara masif, seragam, standar, dan menyeluruh oleh seluruh komponen HMI. Maka dari itu pada dasarnya konstitusi hanya memberikan aturan yang bersifat umum, aturan secara khusus dijelaskan dalam pedoman-pedoman lainnya. Pedoman lain berfungsi sebagai penjelasan teknis hal-hal yang dibahas dalam konstitusi, sehingga tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. Memahami dan mengaplikasikan konstitusi dan pedoman-pedoman pokok organisasi lainnya adalah suatu urgensitas. Apabila hal itu tidak tercapai maka yang akan terjadi adalah bobroknya sistem management organisasi yang mengakibatkan munculnya tindakan-tindakan yang penuh dengan kesewenang-wenangan dari kader tanpa dasar legitimasi regulasi yang jelas dan diluar aturan yang berlaku pada umumnya.

    Didalam proses perkembangan keorganisasian, seorang kader berkewajiban menciptakan iklim yang kondusif pada situasi dinamika politik di dalam organisasi. Hal itu bertujuan untuk tercapainya organisasi yang mapan ditinjau dari segi kekuatan kuantitatif yang besar. Jangan sampai terjadi konflik didalam internal organisasi yang bisa berimbas terhadap rusaknya stabilitas kegiatan keorganisasian yang sudah dicanangkan sebelumnya. Jika terjadi konflik didalam organisasi, maka hasilnya akan terjadi perpecahan yang dapat mengurangi jumlah massa yang terlibat dalam setiap kegiatan organisasi. Apabila hal itu terjadi maka implikasinya adalah terhambatnya realisasi tujuan organisasi yang sudah mendapatkan restu bersama.

    Seringkali kita jumpai konteks kontestasi politik didalam organisasi berakhir dengan kekisruhan antar kader yang bertarung memperebutkan jabatan struktural organisasi. Kita tidak bisa menafikkan proses kontestasi tersebut, namun kita sebagai kader haruslah bisa meminimalisir konflik yang ada. "Kader" harus memiliki kedewasaan berpolitik terutama dalam menyikapi perbedaan pilihan yang diambil oleh setiap individu. Selalu ada yang dinamakan dikotomi kelompok berkepentingan yang hadir dalam setiap siklus tahunan ini. Namun bagaimanapun hal itu terjadi, Jangan sampai ada yang dinamakan eksklusivitas kelompok pendukung yang tidak bisa menerima kekalahan politiknya. Begitu pun juga bagi kelompok yang menang haruslah bersikap rendah hati dalam menyikapi kemenangan kelompoknya tersebut. Kelompok yang menang haruslah juga merangkul kelompok yang kalah dalam proses penyusunan struktural kepengurusan organisasi.

    Pemilihan seorang kader untuk menduduki jabatan struktural organisasi tertentu itu, harus melalui proses yang objektif. Kader yang dipilih itu harus memiliki integritas yang baik yang dapat diukur dari segi loyalitasnya terhadap sebuah organisasi bukan terhadap kelompok berkepentingan yang didukungnya. Seorang formatur harus membuang jauh-jauh sifat nepotis yang seringkali hadir ketika memilih figur kader yang layak menduduki jabatan struktural organisasi. Kader yang dipilih itu biasanya hanya diukur melalui seberapa besarnya keterikatan dan kedekatan emosional seorang kader dengan seorang formatur tersebut. Kader yang akan dipilih itu harus juga memiliki sepak terjang dan memiliki pengalaman mengolah organisasi yang baik. Kualitas intelektual juga wajib dikedepankan sebagai kriteria dalam pemilihan kader karena hal itulah yang dapat mencerminkan suksesnya pola perkaderan yang selama ini diterapkan. Seorang formatur dan dibantu oleh dua orang mid formatur memiliki otoritas untuk menentukan siapa saja kader yang berhak menduduki jabatan struktural tertentu, haruslah memiliki penilaian yang objektif demi terwujudnya management organisasi agar tertata baik. Seorang formatur yang  menjadi ketua umum setelah dilantik juga harus selalu mengaplikasikan azas diskusi kolektif dalam pencapaian kesepakatan dan mengakomodir saran semua pihak yang konstruktif. Tinjauan inilah yang saya rasa akan mampu menciptakan proses demokrasi yang etis dan progressif dalam pembangunan organisasi.

    Hal terakhir yang ingin saya bahas adalah keterkaitan seorang kader HMI dengan statusnya sebagai mahasiswa. Mahasiswa memiliki tugas sebagai agen perubahan sosial. Kader HMI yang berstatus sebagai mahasiswa tidak hanya bertugas memenuhi kualitas akademisnya namun yang lebih penting adalah bagaimana mempraktekkan perannya untuk menjawab permasalahan sosial. Dikatakan bahwa mahasiswa berfungsi sebagai problem solver yakni kelompok elite yang mampu memberikan gagasan progressif dalam menjawab setiap permasalahan sosial yang dirasakan oleh masyarakat. Namun sekarang ini bagaimana mau menjawab persoalan masyarakat, malah kini nyatanya mahasiswa bisa dikatakan benar-benar  "elite" karena semakin hari semakin jauh saja dari "pengabdian kepada masyarakat". Mahasiswa sudah mulai teralienasi dari dunia pergerakan yang seharusnya ramai dengan kritik terhadap pemerintah yang tidak bertanggung jawab kepada rakyatnya.

    Sikap apatis dan hedonis semakin mengancam pergerakan mahasiswa. Minim kesadaran memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap negara ini sehingga permasalahan sosial pun terabaikan dan tereliminasi dari pikiran mahasiswa. kritik terhadap policy (kebijakan) yang dibuat pemerintah yang merugikan masyarakat tidak lagi dilayangkan. Mahasiswa kini lebih nyaman dengan kehidupannya yang mewah dan terperosok kepada hingar-bingarnya persoalan trend dan gaya hidup yang baru berkembang saat ini. Sedangkan mereka abaikan problem sosial yang berkembang di masyarakat, mereka diam, mereka tergopoh-gopoh melarikan diri saat persoalan tersebut mengemuka di khalayak umum. Kemana esensi tujuan organisasi HMI yang selalu kita dengungkan ketika sedang melaksanakan ibadah latihan kader itu? Dimana insan pengabdi dan bertanggung jawab itu? Kapan kita mampu merealisasikan cita-cita terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT?. Jawabnya ada didalam lubuk hati kita yang terdalam dan kesadaran manusia yang selalu cenderung kepada "kebenaran".

    Do'a saya sebagai bagian dari kader HMI adalah semoga Tuhan memberikan hidayah bagi kita untuk sadar dan peka terhadap status kita sebagai kader organisasi HMI sekaligus pejuang mahasiswa dalam membangun agama, negara dan organisasi. Semoga kita mampu bangkit dari keterpurukan ini dan terbangun membela kepentingan rakyat melalui organisasi yang kita miliki.

    Salam untuk ”KADER HMI".

    Yakin usaha sampai
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Salam untuk "Kader HMI" oleh: Fauzan Muzakki Rating: 5 Reviewed By: hmikomfaktek.com
    Scroll to Top