Jupri Nugroho |
Pemilihan kepala daerah serentak yang akan di adakan bulan Desember ini merupakan pilkada serentak pertama di lakukan pemerintah, menurut pemerintah dengan pilkada serentak rakyat tidak perlu berulang kali datang ke tempat pemungutan suara, akan ada efisiensi biaya dan waktu, tidak banyak tim sukses. Kelebihan lain pelantikan kepala daerah dapat digelar serentak, mungkin pendapat ini benar dan kita sebagai rakyat tidak perlu pusing dengan hal-hal seperti itu yang namanya pilkada pasti ada saja dinamika yang timbul, seperti yang terjadi di kota tangerang selatan, kota di pinggir Jakarta ini baru pertama kali melaksanakan pilkada secara langsung dan pada tahun ini akan kembali memilih calon kepala daerah nya, pemilihan kepala daerah seolah menjadi Magnet tersendiri terhadap beberapa Bakal Calon yang akan maju ke putaran berikutnya dan ini seperti Jamur di Musim Penghujan, di beberapa sudut jalan beberapa banner berukuran raksasa dan poster membanjiri seisi kota yang menambah kesan kumuh kota Tangerang Selatan, yang pembangunan kota ini tidak sesuai dengan janji-janji Kepala Pemerintahan yang sekarang. jika di lihat wajah-wajah Bakal Calon terasa asing muncul pada saat momen pilkada saja ini sesuai dengan Jamur yang muncul di musim penghujan “tidak tahu dari mana asalnya” bagaimana track record nya asal ada Uang bisa maju, mereka tidak pernah mempersiapkan apa saja langkah-langkah yang akan diambil seharusnya bakal calon itu harus memberikan kesan Positif jauh-jauh hari sebelum momen pilkada ini jangan terkesan pas ada maunya baru berbondong-bondong membangun pencintraan diman-mana, ini terkesan di paksakan dan pada akhirnya kita semua sama-sama tahu bahwa politik Uang yang akan jadi jurus terjitu untuk membangun citra positf di tengah masyarakat yang masih terjebak dalam pusaran politik Uang, hal ini harus ada tindakan yang kongkrit dari segenap lapisan masyarakat mulai dari masyarakat kelas bawah sampai kelas atas karena pembangunan kota Tangerang Selatan harus sesuai dengan motto kota ini “CERDAS, MODERN, RELIGIUS” jika ketiga kata itu kita maknai secara mendalam tidak ada lagi praktek Politik Uang dan Pembodohan.
Disisi lain adanya Calon incumbent yang akan maju kembali dalam Bursa Bakal Calon Walikota Tangerang Selatan dimana kita sama-sama lihat bagaimana kota tangerang selatan selama Lima Tahun jauh dari harapan masyarakatnya, dimana pembangunan fisik dan non fisik hampir semuanya di penuhi dengan Skandal Korupsi yang menyeret beberapa stakeholder kota ini, jelas kita lihat bagaimana pelayanan fasilitas umum yang sangat buruk mulai dari penididkan, kesehatan sampai infrastruktur yang sangat amburadul dan bagaimana bisa kita memilih orang yang sudah punya catatan merah kembali memimpin dan pada akhirnya sama dengan Bakal Calon lain mengunakan Pencitraan yang tidak sehat dan terkesan mengunakan posisi strategis guna membangun itu semua.
Dari sini kita harus benar-benar cerdas dengan menganalisa siapa calon yang benar-benar mumpuni, jika ada ada beberapa Bakal Calon maka sudah tentu ada dua kemungkinan: kesemuanya itu salah atau salah satu saja di antaranya yang benar. Terlihat, harus ada wakil tangan Tuhan yang bisa membenahi kota ini dan menuju kota tangerang selatan “CERDAS,MODERN,RELIGIUS” sesuai dengan tujuan awal kota ini berdiri.
Oleh: Jupri Nugroho (Ketua Umum HMI Komisariat Pamulang)
<
0 komentar:
Posting Komentar