Kebutuhan fundamental
manusia dalam menjalani dimensi kehidupannya, tidak lepas dari ketergantungan
akan rasa damai dan tentram. Karena kedamaian akan membawa manusia kedalam
nuansa kebatinan yang sama yaitu saling mengasihi dan menyayangi. Dan dengan
itulah manusia mampu bertahan hidup.
Seperti apa yang dikatakan
Johan galtung dalam buku Handbook of peace and conflict studies. "We begin
with the need to survive. We immediately see that peace is a primary
requirement of the human condition itself".
Tekanan teologis pun
mengatakan demikian, ketika Islam dimaknai dengan salam (damai) dan peranan
Muhammad dinobatkan sebagai sosok pembawa pesan perdamaian. Tatkala Muhammad
memilih jalan jihadnya secara defensif, sangat jelas eksistensi nyata tampilan
Islam sebagai rahmatan lil a'lamin. (Al-Anbiya 107)
Hal ini mengingatkan kita,
bahwa Muhammad pernah dicaci, dimaki bahkan dilempari batu hingga bercucuran
darah. Kita dapati kabilah/bani Tsaqif yang terdapat didaerah Tha'if amat
begitu memusuhinya. Namun apakah muhammad bertindak arogan dan menyerang mereka
kembali?. Jawabannya tidak, bahkan sampai Jibril pun memberikan tawaran kepada
muhammad untuk membenturkan dua gunung yang ada diwilayah tersebut. Sehingga
penduduk disekitarnya mati tertindih sebagai wujud hukuman dari Tuhan.
Lantas Muhammad
menentangnya, lalu ia hanya berharap mudah-mudahan Allah Swt berkenan
memunculkan dari kalangan mereka (bani Tsaqif) orang-orang yang akan menyembah
Allah. Peristiwa inilah yang secara konsisten mempertahankan konsepsi dan
pandangan tentang Islam yang humanis hingga kini.
Islam dengan ciri
keislamannya yang santun, ramah terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi
manusia (human right). Islam yang identik dengan misi pembebasannya (liberation
force) terhadap kaum tertindas (mustadha'fin), menjadi fenomena pembangunan
peradaban manusia-manusia progressif yang tidak dapat dipungkiri. Peranan
Ideologi Islam inilah yang kemudian menjadi trend kemanusiaan dan menjadi
orientasi kita bersama sebagai umat Islam untuk mewujudkannya.
Jadi terkait aksi umat Islam
besok lusa, tepatnya tanggal 4 november 2016. Pemerintah janganlah takut,
karena kami sebagai umat Islam tak akan anarkis apalagi vandalis. Karena hal
itu tidak menjadi ciri kami sebagai umat Islam yang budiman dan berbudi pekerti
yang baik. Kita hanya menjalankan asas demokrasi yang menasbihkan suara rakyat
adalah suara Tuhan.
Kita yakini bahwa sebagai
umat Islam yang taat, kita harus bersikap dan bertindak dalam memperjuangkan
kebenaran yang hanief sesuai dengan pedoman Alqur'an dan Hadist. Serta ditopang
oleh kehendak akal yang rasional dan dorongan nurani yang fitri.
Oleh : Fauzan Muzakki
(Kader HMI Cab.
Ciputat)
0 komentar:
Posting Komentar