• Latest News

    Senin, 05 Juni 2017

    “Refleksi masa lalu untuk masa depan komipam”

    Leo Purnama Aji
    Himpunan mahasiswa islam atau biasa di kenal  dengan sebutan HMI adalah organisasi mahasiswa di bagian ekternal kampus, berdiri 5 februari 1947 organisasi mahasiswa ini didirikan oleh salah satu anak dari padang sidempuan yaitu LAFRAN PANE yang belajar di salah satu sekolah tinggi islam di jakarta namun pindah pada tahun 1945 ke yogyakarta begitu pun lafran pane ikut pindah  ke yogyakarta, 

    Sosok lafran pane memang tidak bisa dipisahkan dengan Himpunan mahasiswa islam karena pada pada kongres XI HMI tahun 1974 di Bogor ia di tetapkan sebagai tokoh pendiri HMI dan juga mengutip dari makalah prof. Dr. H. Agus sitompul yang berjudul sejarah perjuangan HMI yaitu “sesungguhnya, tahun-tahun permulaan riwayat HMI adalah hampir identik dengan kehidupan lafran pane sendiri. Karena dialah yang puya andil terbanyak pada malabuka lahirnya HMI kalau tidak boleh kita katakan sebagai tokoh pendiri utamanya” (media, No.7 Th.III. Rajab 1376 H/februari 1957,H.32)

    Dengan latar belakang yang cukup kuat untuk mendirikan HMI yang diantaranya  ialah akibat penjajahan belanda,kesenjangan dan kejumudan umat islam dalam pengetahuan serta kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan keagamaan dikalangan umat. Maka lafran pane pun bersama sekitar 14 temannya mendeklarasikan Organisasi tersebut. Tidak berhenti disitu organisasi ini pun selalu mengalami benturan benturan dan fase-fase dalam perjuangan hingga sekarang ini. Awal-awal berdirinya HMI banyak mengadakan acara” seperti ceramah ilmiah dan malam” kesenian dalam memperkokoh eksistensinya dalam bidang organisasinya hmi mulai mendirikan cabang” baru diantaranya klaten dan solo, tidak hanya itu perjuangan HMI pun ikut andil dalam peperangan kolonial belanda dan menghadapi pemberontakan madiun 18 september 1948 dengan membentuk corp mahasiswa untuk membantu menumpas yang dipimpin oleh komandan hartono dengan mengerahkan anggota CM ke gunung-gunung, serta banyak pula perjuangan HMI lainnya naik dan turunnya organisasi selalu dirasakan mulai dari zaman orde lama hingga sekarang in.

    Banyaknya perjuangan HMI dari masa ke masa itulah yang membuat banyak kader – kader HMI yang mempunyai Militansi yang begitu kuat pula inilah yang membuktikan bahwa HMI bukan organisasi yang bisa di sebut ecek-ecek atau rendahan. Mengutip kata” prof. Toynbee yaitu yang jika diterjemahkan “kita  tidak bisa meninggalkan sejarah karena sejarah dibuat oleh diri kita sendiri” justru ini lah yang menjadi refleksi bagi cabang” atau komisriat” HMI salah satunya KOMISARIAT PAMULANG (Komipam) yang berada di daerah tangerang selatan dan saya pula salah satu kader dalam komisariat tersebut.

    Karena tulisan ini pun sebenarnya akibat kegelisahan saya yang saya alami di dalam berproses di komipam dimana yang saya rasakan seperti HMI komipam seperti kehilangan arah dalam perjuangan HMI serta tak bisa berdamai dengan masa lalu sehingga membuat  banyak kader yang tak bisa merasakan manfaat bagaimana proses Peng-HMI-an itu sendiri entah memang akibat pergesekan arus politik yang sangat kuat di dalam komisariat atau memang sebagaian atau seluruh kader sudah lupa tujuan nya untuk ber HMI atau mungkin yang lebih parah lagi sudah tidak ada lagi rasa memiliki HMI khususnya KOMIPAM.

    Dan akibatnya banyaknya kader yang berguguran karena tak mampu menahan derasnya arus politik atau bahkan lari dari HMI keorganisasi lain untuk bisa mendapatkan apa yang ia inginkan sangat di sayang kan jika perawatan kader tidak dilakukan secara maksimal ditambah lagi sudah banyaknya orang” yang menjadi konseptor atau ahli bicara di dalam komipam namun tak ada yang mampu bergerak sesuai omongannya sehingga banyak kader yang bosan karena sudah terlalu lama diacuh kan bahkan parahnya hanya di manfaatkan dalam momen” tertentu sebagai alat politik untuk mendapatkan kekuasaan melalui momen RAK atau setingkat KONFERCab setalah itu dilempar begitu saja tanpa arahan atau sesuatu yang bermanfaat yang bisa ia dapatkan setelah momen tersebut. Kalau boleh mengkritik hal tersebut Mengutip lirik dari salah satu band dijakarta yaitu fourtwnty “sembilu yang dulu biarlah berlalu bekerja bersama hati, kita insan bukan seekor sapi” sungguh ironi, bahkan mungkin itulah yang sesungguh saya alami dan saya rasakan.

    Saya pun tak tau apa memang seperti ini proses yang dilalui oleh kawan” saya di komisariat atau cabang” lain, saya harap tidak, tapi setidaknya inilah gambaran atau kegelisahan yang saya alami semoga memotivasi teman” se-komisariat saya untuk kembali membangun jiwa militansi HMI tanpa adanya intervensi politik dari sudut manapun, dan juga menjadi kritik bagi mereka yang memegang kekuasaan di dalam komisariat saya untuk mencoba mengoreksi kinerja dan kembali meningkatan rasa tanggung jawab demi kemajuan HMI komipam,

    Tulisan ini saya buat  Dengan penuh rasa hormat dan cinta saya terhadap HMI khususnya HMI pamulang.

    Tangerang 16 Mei 2017
    Leo Purnama Aji
    (Kader HMI Komipam)
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: “Refleksi masa lalu untuk masa depan komipam” Rating: 5 Reviewed By: hmikomfaktek.com
    Scroll to Top