Leo Purnama Aji |
Himpunan mahasiswa islam atau
biasa di kenal dengan sebutan HMI adalah
organisasi mahasiswa di bagian ekternal kampus, berdiri 5 februari 1947 organisasi
mahasiswa ini didirikan oleh salah satu anak dari padang sidempuan yaitu LAFRAN
PANE yang belajar di salah satu sekolah tinggi islam di jakarta namun pindah
pada tahun 1945 ke yogyakarta begitu pun lafran pane ikut pindah ke yogyakarta,
Sosok lafran pane memang tidak bisa dipisahkan
dengan Himpunan mahasiswa islam karena pada pada kongres XI HMI tahun 1974 di
Bogor ia di tetapkan sebagai tokoh pendiri HMI dan juga mengutip dari makalah
prof. Dr. H. Agus sitompul yang berjudul sejarah perjuangan HMI yaitu “sesungguhnya, tahun-tahun permulaan riwayat
HMI adalah hampir identik dengan kehidupan lafran pane sendiri. Karena dialah
yang puya andil terbanyak pada malabuka lahirnya HMI kalau tidak boleh kita
katakan sebagai tokoh pendiri utamanya” (media, No.7 Th.III. Rajab 1376
H/februari 1957,H.32)
Dengan latar belakang yang cukup
kuat untuk mendirikan HMI yang diantaranya
ialah akibat penjajahan belanda,kesenjangan dan kejumudan umat islam
dalam pengetahuan serta kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan keagamaan
dikalangan umat. Maka lafran pane pun bersama sekitar 14 temannya
mendeklarasikan Organisasi tersebut. Tidak berhenti disitu organisasi ini pun
selalu mengalami benturan benturan dan fase-fase dalam perjuangan hingga
sekarang ini. Awal-awal berdirinya HMI banyak mengadakan acara” seperti ceramah
ilmiah dan malam” kesenian dalam memperkokoh eksistensinya dalam bidang
organisasinya hmi mulai mendirikan cabang” baru diantaranya klaten dan solo,
tidak hanya itu perjuangan HMI pun ikut andil dalam peperangan kolonial belanda
dan menghadapi pemberontakan madiun 18 september 1948 dengan membentuk corp
mahasiswa untuk membantu menumpas yang dipimpin oleh komandan hartono dengan
mengerahkan anggota CM ke gunung-gunung, serta banyak pula perjuangan HMI
lainnya naik dan turunnya organisasi selalu dirasakan mulai dari zaman orde
lama hingga sekarang in.
Banyaknya perjuangan HMI dari
masa ke masa itulah yang membuat banyak kader – kader HMI yang mempunyai
Militansi yang begitu kuat pula inilah yang membuktikan bahwa HMI bukan
organisasi yang bisa di sebut ecek-ecek atau rendahan. Mengutip kata” prof.
Toynbee yaitu yang jika diterjemahkan “kita
tidak bisa meninggalkan sejarah karena sejarah dibuat oleh diri kita
sendiri” justru ini lah yang menjadi refleksi bagi cabang” atau komisriat” HMI
salah satunya KOMISARIAT PAMULANG (Komipam) yang berada di daerah tangerang
selatan dan saya pula salah satu kader dalam komisariat tersebut.
Karena tulisan ini pun sebenarnya
akibat kegelisahan saya yang saya alami di dalam berproses di komipam dimana
yang saya rasakan seperti HMI komipam seperti kehilangan arah dalam perjuangan
HMI serta tak bisa berdamai dengan masa lalu sehingga membuat banyak kader yang tak bisa merasakan manfaat
bagaimana proses Peng-HMI-an itu sendiri entah memang akibat pergesekan arus
politik yang sangat kuat di dalam komisariat atau memang sebagaian atau seluruh
kader sudah lupa tujuan nya untuk ber HMI atau mungkin yang lebih parah lagi
sudah tidak ada lagi rasa memiliki HMI khususnya KOMIPAM.
Dan akibatnya banyaknya kader
yang berguguran karena tak mampu menahan derasnya arus politik atau bahkan lari
dari HMI keorganisasi lain untuk bisa mendapatkan apa yang ia inginkan sangat
di sayang kan jika perawatan kader tidak dilakukan secara maksimal ditambah
lagi sudah banyaknya orang” yang menjadi konseptor atau ahli bicara di dalam
komipam namun tak ada yang mampu bergerak sesuai omongannya sehingga banyak
kader yang bosan karena sudah terlalu lama diacuh kan bahkan parahnya hanya di
manfaatkan dalam momen” tertentu sebagai alat politik untuk mendapatkan
kekuasaan melalui momen RAK atau setingkat KONFERCab setalah itu dilempar
begitu saja tanpa arahan atau sesuatu yang bermanfaat yang bisa ia dapatkan
setelah momen tersebut. Kalau boleh mengkritik hal tersebut Mengutip lirik dari
salah satu band dijakarta yaitu fourtwnty “sembilu
yang dulu biarlah berlalu bekerja bersama hati, kita insan bukan seekor sapi”
sungguh ironi, bahkan mungkin itulah yang sesungguh saya alami dan saya
rasakan.
Saya pun tak tau apa memang seperti ini proses
yang dilalui oleh kawan” saya di komisariat atau cabang” lain, saya harap
tidak, tapi setidaknya inilah gambaran atau kegelisahan yang saya alami semoga
memotivasi teman” se-komisariat saya untuk kembali membangun jiwa militansi HMI
tanpa adanya intervensi politik dari sudut manapun, dan juga menjadi kritik
bagi mereka yang memegang kekuasaan di dalam komisariat saya untuk mencoba
mengoreksi kinerja dan kembali meningkatan rasa tanggung jawab demi kemajuan
HMI komipam,
Tulisan ini saya buat Dengan penuh rasa hormat dan cinta saya
terhadap HMI khususnya HMI pamulang.
Tangerang 16 Mei 2017
Leo Purnama Aji
(Kader HMI Komipam)
0 komentar:
Posting Komentar